Rabu, 27 April 2016

Doa ketika Hujan

Ketika Turun Hujan Lakukankah Amalan Berikut

Saat hujan datang, tak jarang sebagian orang memperhatikan hujan, ada pula yang sampai gelisah. Apalagi jika turunya hujan dirasa mengganggu aktivitas yang sedang dilakukan. Sehingga yang terjadi adalah mengeluh dan mengeluh. Padahal Allah SWT telah menganugerahkan kepada kita dengan menurunkan hujan melalui kumpulan awan, Allah SWT berfirman dalam QS. Al Waqi’ah (56) ayat 68-69: “Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya atau kamikah yang menurunkannya?”.

Jika kita merenung dan memahami hadist-hadist Rasulullah SAW, ketika  waktu hujan turun adalah saat mustajabnya doa, artinya doa semakin mudah terkabulkan. Sebagai tanda syukur kepada Allah atas nikmat hujan yang telah diberikan. Ada beberapa amalan-amalan yang semestinya bisa kita lakukan ketika hujan turun.

1.Takut datangnya adzab saat mendung. Mendung tak selalu membawa nikmat, bisa jadi itu adalah adzab atau kemurkaan dari Allah SWT yang akan diturunkan. Rasulullah SAW bahkan mengkhawatirkan jika terjadi mendung, khawatir jangan-jangan Allah akan murka menurunkan adzab-Nya.

Rasulullah SAW apabila melihat mendung di langit beliau ke depan, ke belakang, atau beralih masuk atau keluar, dan berubahlah raut wajah beliau. Apabila hujan turun beliau menenangkan hatinya. Aisyah sudah memaklumi jika beliau melakukan seperti itu. Lalu Rasulullah SAW mengatakan, ‘Aku tidak mengetahui apa ini, seakan-akan inilah yang terjadi (pada kaum ‘Aad)’ sebagaimana Allah berfirman yang artinya: “Maka tatkala mereka melihat adzab itu berupa awan yang ke lembah-lembah mereka” (QS. Al-Ahqaf:24).

2. Berdoa ketika hujan sebagai rasa syukur kepada Allah. Hujan adalah nikmat, maka dari itu kita dianjurkan berdoa ketika diturunkan hujan oleh Allah. berdasarkan hadist dari Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu’anhu’ tentang doa ketika hujan yang diuucapkan oleh Rasulullah SAW: “Allahumma Shayyibannafi’a (Ya Allah turunkanlah kepada kami hujan yang bermanfaat)” (HR. Bukhari, Ahmad, An-Nasa’i).

3. Turunnya hujan, kesempatan terbaik untuk memanjatkan doa. Ibnu Qudamah dalam Al Mughni mengatakan, dianjurkan untuk berdoa ketika turunnya hujan, sebagaiman diriwatkan bahwa Nabi SAW, “Carilah doa yang mustajab pada tiga keadaan: (1) Bertemunya dua pasukan, (2) Menjelang sholat dilaksanakan, dan (3) Saat hujan turun” (Imam Syafi’I dalam Al Umm dan Al Baihaqi).

4. Berdoa ketika terjadi hujan lebat. Rasulullah SAW suatu saat pernah meminta diturunkan hujan. Kemudian ketika hujan turun begitu lebatnya, beliau memohon pada Allah SWT agar cuaca kembali menjadi cerah. Rasulullah berdoa , “Allahumma haawalaina wa laa ‘alaina. Allumma ‘alal aakami wal jibaali, wazh zhiroobi, wa buthunil awdiyati, wa manaabitisy syajari. (Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami. Ya Allah, turunkanlah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah, dan tempat tumbuhnya pepohonan)” (HR. Bukhari).

5. Doa ketika terjadi angin kencang. Dianjurkan bagi seorang muslim ketika terjadi angin kencang untuk membaca dia berikut, sebagaimana yang disebutkan dalam hadist dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah SAW mengatakan : “Allahumma inni as-aluka khoirohaa wa khoiro maa fiihaa wa khoiro maa ursilat bihi, wa a’udzu bika min syarrihaa wa syarri maa fiiha wa syarri maa ursilat bihi. (Ya Allah, Aku memohin kepada-Mu baiknya angin ini dan kebaikan yang ada padanya, dan aku memohon kebaikan dari yang diutus dengannya. Aku berlindung kepada-Mu dari buruknya angin ini, dan keburukan yang ada padanya dan aku berlindung dari keburukan yang diutus dengannya)” (HR. Muslim).

6. Berwudhu dengan air hujan. Bolehkah umat Muslim berwudhu dengan air hujan? Bukan sekedar boleh, bahkan dianjurkan bagi seseorang untuk wudhu dengan air hujan. Sebagaimana perkataan Ibnu Qudamah dalam kitab Adabul Mufrad bahwa dianjurkan wudhu dengan air hujan yang mengalir deras. Berikut ini dalil dianjurkannya amalan tersebut. Apabila air mengalir di lembah, Rasulullah SAW mengatakan, “Keluarlah kalian bersama kami menuju air ini yang telah dijadikan oleh Allah sebagai alat untuk bersuci. Kemudian kami bersuci dengannya” (HR. Muslim, Abu Dawud, AL Baihaqi, dan Ahmad).

7. Tidak boleh mencela datangnya hujan. Sebagaian orang sering keluar dari mulutnya celaan, “Aduh!! Hujan lagi, hujan lagi”. Ketahuilah, Rasulullah SAW telah menasihatkan kita agar jangan selalu menjadikan makhluk yang tidak dapat berbuat apa sebagai kambing hitam jika kita mendapatkan sesuatu yang tidak kita sukai. Seperti beliau melarang kita mencela waktu hujan dan angin merupakan salah satu makhluk yang tidak bisa berbuat apa-apa.

Dalam sebuah hadits qudsi: “Manusia menyakiti Aku; dia mencaci masa (waktu), padahal aku adalah pemilik dan pengatur masa, akulah yang mengatur malam dan siang menjadi silih berganti” (HR. Bukhari). Rasululllah SAW juga bersabda: “Janganlah kamu mencaci maki angin” (HR. Tirmidzi).

Artinya bahwa mencaci maki masa (waktu) dan angin adalah sesuatu yang terlarang. Begitu pula halnya dengan mencaci maki makhluk yang tidak dapat berbuat apa-apa, seperti mencaci maki angin dan hujan adalah terlarang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar